31
JanEphesos (bahasa Turki Efes) atau Efesus adalah kota Yunani kuno di pesisir barat Asia Kecil, dekat Selçuk modern, Provinsi Izmir, Turki. Namun kemudian direbut dan mengalami kejayaannya pada masa kerajaan Romawi. Pada masa Romawi, Efesus memiliki populasi sejumlah lebih dari 250.000 orang dan menjadi kota kedua terbesar di Romawi setelah kota Roma, bahkan sebagai kota terbesar kedua di dunia.
Efesus sebetulnya hanya merupakan reruntuhan sisa-sisa dari sebuah kota kuno, namun keindahan itu masih jelas tergambar. Membayangkan bagaimana kemegahan kota ini pada masa kejayaan bangsa Romawi, bagaimana masyarakatnya dan apa saja fungsi dari setiap bangunan yang berada di kompleks ini. Sungguh sejarah panjang dari sebuah peradaban.
Kota ini dipercaya sebagai kota untuk Dewi Artemis karena adanya “Kuil (dewi) Artemis” (Temple of Artemis; selesai dibangun pada tahun 550 SM), kuil ini menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Bahkan mistik yang menyebar di masyarakat kota ini sudah menjadi sangat kuat dan sangat mendalam, bahkan bisa saja dikatakan bahwa hampir sebagian penduduknya adalah tukang-tukang sihir, dibuktikan dalam pembakaran kitab-kitab sihir yang bernilai super mahal dan super banyak di Efesus.
Berdasarkan surat perintah “Edik Tesalonika” (Edict of Thessalonica) dari kaisar Theodosius I, kuil itu dihancurkan oleh massa yang dipimpin oleh St. Yohanes Krisostomus. Kehancuran kota ini berlanjut akibat gempa bumi pada tahun 614 M. Dan peran penting kota ini sebagai pusat perdagangan menurun karena pelabuhannya lambat laun ditumpuki oleh endapan sungai Cayster.
Efesus adalah salah satu dari tujuh Jemaat di Asia Kecil yang disebutkan dalam Kitab Wahyu kepada Yohanes. Diduga Yohanes menulis Injilnya di kota ini. Pada abad ke-5 kota ini menjadi tempat pertemuan besar orang Kristen, yang disebut “Konsili”, salah satu yang terkenal adalah “Konsili Efesus”.
Gereja Efesus dikategorikan oleh para ahli Alkitab sebagai Gereja Kerasulan atau Apostolic Church. Masa Gereja Kerasulan dimulai dari saat Hari Pentakosta pada tahun 30 AD sampai dengan tahun 100 AD.Ciri khas Gereja Kerasulan ini adalah mereka mempunyai semangat/gairah yang besar dalam hal penginjilan. Pada masa itu,seluruh anak-anak Tuhan begitu berapi-api untuk memberitakan Keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kota Efesus kuno terkenal dengan penyembahan berhalanya kepada dewi Artemis. Tetapi walupun berada dalam lingkungan sekelilingnya yang menyembah berhala, gereja Efesus tercatat sebagai gereja yang setia dan penuh semangat penginjilan. Kisah penginjilan Paulus bersama jemaat Efesus dapat dibaca di Kisah 20:17-38. Dalam ayatnya yang ke 19 dikatakan bahwa perjuangan Paulus bersama anak-anak Tuhan di Efesus penuh dengan cobaan dan cucuran air mata.
Gereja Efesus tercatat sebagai gereja yang murni dimata Tuhan. Mereka tidak membaurkan diri dengan kebudayaan berhala disekeliling mereka saat itu. Masyarakat sekeliling mereka adalah penyembah dewi Artemis. Ini adalah suatu pengorbanan juga, untuk tetap menjaga kemurnian agar tidak tercemar oleh budaya penyembahan berhala.
admin dari berbagai sumber.
Copyright 2014 Sharon Tour - All Rights Reserved | Server by ditatompel
Leave a Reply